Desa Pulau Cawan adalah desa yang terletak di pesisir timur Provinsi Riau kabupaten Indragiri Hilir Kecamatan Mandah. Pengaruh karakter laut yang tinggi membuat desa ini memiliki potensi alam dan keanekaragaman hayati serta perairan yang subur. Disamping itu desa ini memiliki potensi wisata pantai yang telah cukup lama di Kelola baik itu oleh pemerintah ataupun masyarakat lokal.

Tim Yayasan Mitra Insani melakukan perjalanan ke Desa Pulau Cawan dalam rangka implementasi program pengelolaan ekosistem mangrove berkelanjutan berbasis masyarakat dimana Langkah awal adalah melihat secara langsung dan observasi lapangan dan menggali potensi – potensi di desa. Karakter desa yang sangat dipengaruhi oleh laut ini membuat masyarakat yang sebagian petani juga berprofesi sebagai nelayan pada saat puncak musim ikan.
Untuk mencapai desa pulau cawan kita bisa menyewa speedboat secara mandiri atau mengikuti jadwal trayek tetap di Pelabuhan kota tembilahan. Untuk trayek tetap kita dapat membeli tiket dengan harga Rp. 70.000,- sekali jalan dan dengan sewa speedboat secara mandiri bisa berkisar Rp. 700.000 s/d Rp. 2.000.000 tergantung kapasitas mesin dan jenis speedboatnya. Lama tempuh untuk ke Desa pulau cawan kurang lebih 1. 45 Menit dari Pelabuhan dengan melintasi sungai Indragiri ke arah muara sungai Indragiri yang sepanjang perjalan kita disuguhi hamparan hutan bakau.

Posisi Desa Pulau cawan yang sangat dipengaruhi oleh karakter laut akan pasang surut air yang terjadi setiap hari. Dalam satu bulan terjadi 2 kali pasang surut yang lebih besar dari pada hari biasa, Pasang surut air ini secara tradisi atau secara lokal dilihat dari bulan arab ( tahun Hijriah yang dikenal dengan istilah Perbani 8 dan Perbani 25. Dalam waktu ini ukuran pasang surut air ini dipengaruhi juga oleh musim angin yang di bagi dalam 4 musim dalam setahun dan juga waktu terjadi pasang serta waktu surut yang berbeda – beda tergantung musimnya.
Disaat perbani ini adalah waktu yang cocok bagi nelayan untuk melakukan penangkapan ikan. Pasang paling besar terjadi pada musim Utara ( berkisar dari bulan 12 s/d bulan 2 ) ketinggian muka air bisa mencapai 2 meter dari permukaan tanah daratan yang diukur dari tiang/tonggak bangunan jalan beton yang berada di daratan.

Pada musim angin timur secara lokal disebut perbani anak sekitar bulan 3 s/d 5 yang mana pada saat ini musim puncak dalam penangkapan ikan. Karakter perbani anak ini adalah pasang tidak besar dengan ketinggian muka air sekitar 20 s/d 30 cm dari daratan dan tidak berarus ( arus mati ) yang biasanya terjadi pada malam hari. Musim timur juga di sebut musim air kering/tohor ( air kecil tak berarus/ air mati ).

Secara ekologi kondisi Ekosistem Mangrove di Desa Pulau Cawan tergolong baik, hal ini di tandai dengan hasil tangkap masyarakat nelayan yang cukup berlimpah baik dengan spesies hayati yang dominan didalamnya adalah bakau jenis Rhizophora SP dan Bruguiera SP.

Selain potensi hasil alam, Desa Pulau Cawan juga memiliki wisata pantai solop yang menjadi andalan dan sudah cukup dikenal, unik nya pasir pantai ini tidaklah pasir akan tetapi serpihan kulit kerang laut yang terbawa ombak kepinggiran pulau cawan dan membentuk seperti pantai pada umumnya. Masyarakat disekitar pantai solop ini dengan ramah menyambut kedatangan tamu-tamu yang berwisata kesana. Wisatawan yang hadir juga bisa bergabung Bersama masyarakat untuk menangkap udang tenggek ( vanamei ) di depan rumah sepanjang pinggiran pantai saat air mulai pasang. Udang tenggek ini menjadi satu dari sekian potensi yang berlimpah dan menjadi komoditi bagi masyarakat yang hidu di pantai solop.